Pemilihan Sistem Penyimpanan Arsip Yang Sesuai
Setiap
kantor/instansi ruang lingkup pekerjaanya tidak akan sama dengan kantor yang
lain. Jenis surat yang di urus pun beragam, sesudai dengan dengan bidang
pekerjaan yang dilakukan. Contohnya, arsip-arsip di departemen Kesehatan pasti
akan berbeda dengan arsip di departemen Pendidikan. Arsip di Perusahaan swasta
akan berbeda dengan arsip di lingkungan sekolah. Bahkan dalam suatu kantor yang
mempunyai bagian-bagian/unit kerja berbeda juga tidak sama jenis arsipnya, ada
unit kepegawaian, pemasaran, produksi, keuangan, dan lain sebagainya, pasti
akan berbeda meskipun pada perusahaan yang sama.
Sistem penyimpanan
arsip dikatakan baik apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.
- Mudah dilaksanakan dan digunakan
- Hemat tenaga dan peralatan
- Hemat waktu dan biaya
- Sederhana
- Fleksibel dan mudah dikembangkan
- Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok organisasi
Seperti telah
diterangkan sebelumnya, pada dasarnya semua sistem penyipanan arsip sama
baiknya. Namun tidak ada salahnya kita simak hal berikut sebelum memilih sistem
penyimpanan arsip yang akan digunakan. Berikut beberapa kriteria dalam
penyimpanan arsip:
a.
Arsip yang ditangani menyangkut tentang
kepegawaian. Arsip kepegawaian ini lebih mudah dan lebih sering dicari
berdasarkan nama pegawai. Contoh: unit kepegawaian
b.
Untuk menyimpan arsip nama pelanggan atau nama
keanggotaan. Contoh: Perpustakaan, Bank.
a.
Kantor/instansinya besar, baik dari segi
gedungnya maupun dari ruang lingkup pekerjaanya,
b.
Sistem pengelolaan kearsipan yang digunakan
oleh suatu instansi/kantor adalah sentralisasi (terpusat) dan campuran. Kantor
instansi yang menggunakan sentralisasi dalam pengelolaan kearsipan berarti
semua surat baik aktif maupun in aktif dikelola oleh suatu unit kearsipan
sebagai pusatnya. Dengan demikian surat-surat yang dikelola tentunya merupakan
surat-surat yang beraneka ragam. Misalnya, ada arsip tentang unit kepegawaian,
keuangan, pemasaran, dan sebagainya. Tetapi jika menggunakan sistem
desentralisasi, sistem subjek kurang sesuai, karena setiap unit kerja menangani
arsipnya sendiri-sendiri, dan arsip yang dikelolanya adalah menyangkut unit
kerjanya saja. Misalnya bagian kepegawaian hanya mengurus tentang arsip
kepegawaian saja.
3.
Sistem Tanggal cocok
digunakan, apabila menyangkut masalah keuangan, karena pada umumnya pencatatan
keuangan dilakukan berdasarkan transaksi yang terjadi setiap hari, setiap
bulan, setiap tahun, dan sebagainya. sehingga bukti-bukti juga disusun secara
berurutan berdasarkan tanggal. Contoh: Bagian keuangan.
4.
Sistem Wilayah cocok digunakan apabila.
a.
suatu perusahaan mempunyai kantor cabang di
berbagai daerah. Contoh: perusahaan transportasi dan Bank.
b.
suatu perusahaan mempunyai bidang-bidang tugas
yang berkaitan dengan luar negeri. Contoh: perusahaan ekspor-impor.
c.
suatu perusahaan yang mempunyai daerah pemasaran
yang cukup luas di seluruh daerah. Contoh: Kantor pos, Jasa titipan kilat, dan
sebagainya.
5.
Sistem Nomor
cocok digunakan apabila suatu kantor yang
penanganan suratnya banyak menggunakan nomor identitas sebagai suatu ciri atau
tanda yang melekat pada suatu nama.
contoh:
contoh:
a.
Rumah
Sakit : No.
Identitas pasien
b.
Kantor
Pos
: No. Kode Pos
c.
Bank
: No. Rekening
d.
Perguruan Tinggi : No. Induk
Mahasiswa
e.
PLN
: No. Rekening Listrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar